SELAMAT DATANG... di Blog DPRa PKS Kalianyar semoga semua tulisan yang ada diblog ini bermanfaat

Jama'ah Penuh Berkah

Tidak ada dakwah tanpa kepemimpinan. Kadar tsiqah antara qiyadah dan jundiyah menjadi penentu bagi sejauh mana kekuatan sistem jamaah, kemantapan langkah-langkahnya, keberhasilan dalam mewujudkan tujuan-tujuannya, dan kemampuannya dalam mengatasi berbagai tantangan dan kesulitan.

Bekerja Untuk Indonesia

Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (9:105)

Inilah Jalan Kami

Katakanlah: Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik. (12:108)

Biduk Kebersamaan

Biduk kebersamaan kita terus berjalan. Dia telah menembus belukar, menaiki tebing, membelah laut. Sayatan luka, rasa sakit, air mata adalah bagian dari tabiat jalan yang sedang kita lalui. Dan kita tak pernah berhenti menyusurinya, mengikuti arus waktu yang juga tak pernah berhenti.

Kesungguhan Membangun Peradaban

Semua kesungguhan akan menjumpai hasilnya. Ini bukan kata mutiara, namun itulah kenyataannya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang diusahakan dengan sepenuh kesungguhan.

Selasa, 20 Desember 2011

Surga di Bawah Telapak Kaki Ibu : Hadits Palsu?


Oleh Ust. Ahmad Sarwat, Lc

Ah, masak sih? Bukankah hadits itu sudah terkenal dimana-mana, bahkan disebut-sebut oleh semua penceramah dari pengajian di istana sampai kakilima? Kalau memang hadits palsu, kenapa tidak pernah ada yang bilang? Lagian kenapa bilangnya baru sekarang?

Mungkin sederet protes seperti itu yang akan mengalir keluar dari mulut kita kalau membaca judul di atas. Ya, benar. Hadits bahwa surga di bawah telapak kaki ibu memang sangat populer di jagad dunia pengajian dan majelis taklim.

Tiap ada anak bandel sama orang tua, khususnya ibu, pasti nasehat-nasehatnya akan mengutip hadits surga di bawah telapak kaki itu. Bahkan ada lagu anak-anak yang sering kita dengar :

Surga di telapak kaki ibuuuu . . . .
Itulah hadits Nabi Muhammaaaad . . .
Syalalala . . .

Lalu kok tiba-tiba ada yang bilang hadits itu palsu? Memangnya benar palsu atau bagaimana? Lalu kalau palsu, terus letaknya surga dimana dong? Apa pindah ke bawah telapak kaki ayah? atau telapak kaki siapa?

Lagian, kalau surga tidak lagi di telapak kaki ibu, karena ternyata haditsnya palsu, apakah anak jadi boleh melawan ibunya?

Dan bagaimana dengan nasib si Malinkundang? Apakah dengan begitu kemudian kutukannya dicabut sehinga kembali lagi menjadi manusia setelah bertahun-tahun jadi batu?

Penjelasannya begini :

Lafadz al-jannatu tahta aqdamil ummahat itu memang tidak kita temukan rujukannya di dalam kitab-kitab hadits yang muktamad. Bahkan meski haditsi itu sangat ngetop dimana-mana, rasanya tidak ada yang tahu, siapa sih perawinya?

Saya sendiri membolak-balik kitab kuning sampai pusing tujuh keliling, ternyata tidak ketemu juga. Mungkin kapasitas ilmu saya masih sangat rendah kali ya.

Di dalam kitab Adh-Dhu'afa' disebutkan bahwa hadits ini diriwayatkan dari Musa bin Muhammad bin Atha' dari Abu Al-Mulih dan Maimun dari Ibnu Abbas secara marfu', bahwa hadits ini adalah munkar. Al-Hafidz menyebutkan tentang perawi hadits ini, yaitu si Musa adalah kadzdzab (pendusta).

Abu Bakar Asy-Syafi meriwayatkan hadits ini di dalam Ar-Ruba'iyat dari Manshur bin Al-Muhajir dari Abu Nadzhar Al-Abar dari Anas secara marfu'. Ibnu Thahir mengatakan bahwa Manshur dan Abu Nadzhar, keduanya tidak dikenal. Dan haditsnya munkar.

Al-Albani bilang bahwa hadits ini termasuk palsu, diriwayatkan oleh Ibnu Adi dan Al-Uqaili di dalam kitab Adh-Dhu'afa.

Sebenarnya tidak semua ulama hadits mengatakan bahwa hadits ini maudhu' atau munkar. Sebab kita juga menemukan bahwa di dalam kitab Al-Jami' Ash-Shaghir karya Al-Imam Ash-Shuyuthi, ada disebutkan juga hadits ini, dan penulis menyebut hadits ini sebagai hadits hasan, yaitu hadits surga itu di bawah telapak kaki ibu.

Sedangkan hadits bunyinya : siapa yang mencium di antara kedua mata ibunya, maka mendapat penutup (penghijab) dari neraka, adalah hadits yang dhaif.

Nah, lepas dari perbedaan hukum atas hadits ini, antara mereka yang mengatakan palsu, munkar atau hasan, ada baiknya kita cari lagi hadits yang senada, tetapi yang benar-benar terlepas dari perbedaan pendapat.

Dan alhamdulilah akhirnya kita bisa temukan hadits yang hasan bahkan dishahihkan oleh banyak ulama. Sehingga kedudukan surga yang berada di bawah telapak kaki ibu, insya Allah tidak akan berubah.

Sebab ternyata ada hadits lain yang derajatnya maqbul, baik shahih atau hasan, dan isinya tetap menyatakan bahwa surga masih tetap di bawah telapak kaki ibu. Hadits itu adalah hadits Mu'awiyah bin Jahimah, dimana beliau pernah mendatangi Rasulullah SAW dan bertanya :

"Ya, Rasulallah. Aku ingin ikut dalam peperangan, tapi sebelumnya Aku minta pendapat Anda". Rasulullah SAW bertanya,"Apakah kamu masih punya ibu?". "Punya", jawabnya. Rasulullah SAW,"Jagalah beliau, karena sesungguhnya surga itu di bawah kedua telapak kakinya". (HR. An-Nasai, Ahmad dan Ath-Thabarani)

Sanad hadits ini oleh banyak ulama diterima sebagai hadits yang hasan, bahkan Al-Hakim dan Adz-Dzahabi menyebutnya sebagai hadits shahih.

Maka kita tetap wajib berbakti kepada ibu kita, karena ternyata surga 'masih' di bawah telapak kakinya dan tidak pindah ke telapak kaki orang lain. Sedangkan si Malinkundang, legenda dari Sumatera Barat itu, tetap masih jadi batu karena durhaka kepada ibunya. ■

Mengenal Bang Sani



PKS KALIANYAR -- Triwisaksana terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta periode 2010-2015 melalui Daerah Pemilihan Jakarta Selatan. Ia memangku amanah sebagai Wakil Ketua DPRD.

Ia menyelesaikan pendidikan SD, SMP di daerah Tanjung Priok, Jakarta Utara. Triwisaksana lulus dari SMA 1 Budi Utomo pada tahun 1989. Ia melanjutkan kuliah S1 untuk Jurusan Teknik Elektro di Universitas Trisakti Jakarta dan menyelesaikannya pada tahun 1995.

Setelah lulus Triwisaksana mengajar di Universitas Mercu Buana. Tidak puas hanya menyandang gelar S1, ia pun berangkat ke Inggris untuk mendalami studi Teknik Elektro di Birmingham University. Gelar Master of Science pun disandangnya pada tahun 1999.

Triwisaksana menikahi Lilia Sari, seorang sarjana S1 jurusan Bahasa Inggris dari Universitas Indonesia pada tahun 1994. Kini mereka dikaruniai 4 orang putra/i, yaitu Maryam, Fatih, Sarah dan Khalid.

Persinggungannya dengan PKS telah diawali sejak partai ini berdiri di tahun 1998 saat PKS masih sebagai Partai Keadilan. Saat itu ia menjadi Pengurus Pusat Informasi PK (PIPK) Cabang Inggris Raya.

Pada tahun 2005, Triwisaksana diangkat menjadi Ketua Umum DPW PKS DKI Jakarta. Sementara dalam Musyawarah Wilayah PKS tahun 2010, Triwisaksana resmi menjadi Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW) PKS untuk periode jabatan tahun 2010-2015.

Selain menjadi Wakil Ketua DPRD, Triwisaksana juga mengemban amanah sebagai Ketua Badan Legislasi Daerah (Balegda) DPRD DKI Jakarta. Balegda adalah sebuah organ penting DPRD DKI untuk menggodok peraturan-peraturan yang dapat menentukan wajah Kota Jakarta masa kini dan masa mendatang. Pada tahun 2010, Balegda DPRD DKI berhasil menyelesaikan agenda legislasi daerah sebanyak 23 Peraturan Daerah.

Selain kegiatan kedewanan Triwisaksana juga aktif di berbagai kegiatan kemasyarakatan. Ia adalah Pembina Baitul Maal Sejahtera (BMS), sebuah lembaga keuangan mikro yang mendedikasikan diri untuk mengentaskan kemiskinan, mengurangi ketergantungan pada rentenir dan memberikan modal bagi usaha kecil dan menengah dengan model keuangan syariah. Triwisaksana juga menjadi Pembina Yayasan Pendidikan Aulia dan juga Pembina organisasi Relawan Jakarta.


Berikut profil lengkap Bang Sani

Pribadi
Nama Lengkap : Ir. Triwisaksana, M.Sc
Nama Panggilan : Sani
Tempat Lahir : Jakarta, 9 Juli 1971
Status : Menikah, Jakarta, 23 Juli 1994

Keluarga
Nama Istri: Lilia Sari
Nama Anak: Maryam, Fatih, Sarah, Khalid Ramadhan

Pekerjaan
1. Dosen/Wirausaha
2. Komisari PT. Transtama Logistik
3. Komisaris PT. Healthwise Indonesia
4. Anggota Legislatif DPRD DKI Jakarta dari PKS

Pendidikan
1. SDN 01 Gunung Sahari, Jakarta
2. SMPN 5 Pasar Baru, Jakarta
3. SMAN 1 Boedi Oetomo, Jakarta
4. S1 Universitas Trisakti
5. S2 University of Birmingham, United Kingdom

Alamat Rumah
Jl. Kenanga II RT.009 RW.01 Kelurahan Bintaro, 
Kecamatan Pesanggrahan, 
Jakarta Selatan

Jabatan Struktural
1. Wakil Ketua DPW PK DKI Jakarta
2. Sekum DPW PKS DKI Jakarta
3. Pelaksana Harian Ketua Umum DPW PKS DKI
4. Ketua Umum DPW PKS DKI Jakarta

Pengalaman Organisasi
1. Ketua Rohis Universitas Trisakti
2. Senat Mahasiswa Universitas Trisakti
3. Yayasan RETAS
4. Ketua Yayasan AULIA
5. Pembina Baitul Maal Sejahtera
6. Pembina Majelis Akhlakul Kharimah (MAKKAH)


Website : www.triwisaksana.com
Twitter : http://twitter.com/triwisaksana


Minggu, 18 Desember 2011

MASYARAKAT LEBIH PERCAYA DENGAN MELIHAT GAMBAR DARI PADA SEKEDAR TULISAN



PKS KALIANYAR - Pentingnya kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memiliki handphone sebagai sarana media untuk sosialisai kegiatan partai dan informasi yang bermanfaat kepada masyarakat karena budaya komunikasi masyarakat lebih percaya dengan melihat gambar dari pada sekedar tulisan.   

Hal tersebut di sampaikan oleh Abu Hafidz, Ketua Bidang Media PKS DKI Jakarta  saat acara konsolidasi Tim Media DPW dengan DPD dan DPC di aula kantor DPW PKS DKI Jakarta, Sabtu (17/12).

Hafidz juga menyarankan untuk memperoleh gambar yang informatif bisa di dapat melalui kegiatan sehari-hari seperti saat berolah raga atau dalam perjalanan. "Saya pun mulai membiasakan untuk mengambil gambar jika ada momen yang informatif untuk di sampaikan ke masyarakat melalui sosial media," ujarnya. 

Menurutnya saat ini sosial media menjadi sarana yang sangat efektif untuk berbagi informasi kepada masyarakat. "Karena berdasarkan hasil survey di negara Amerika bahwa social media yang paling laku adalah facebook dan blog," imbuhnya.

Kedepan, sebagai sarana media informasi partai ke masyarakat, Tim Media DPW PKS DKI Jakarta menargetkan 3 ribu hit yang berkunjung ke website PKS DKI Jakarta dalam sehari. Dan sebanyak 15 ribu teman yang bergabung di dalam daftar pertemanan facebook, selain juga 5 ribu follower untuk twitter. 

"Karena dengan menggunakan Social Media informasi yang disampaikan lebih cepat, efektif dan murah," tuturnya mengakhiri. ■ mjundi

Jumat, 16 Desember 2011

SAYA INI SEDANG FUTUR...



Saya ini sedang futur ......
Terbukti dengan ogah-ogahan saya datang
Ke pengajian tiap pekan
Dengan alasan klasik: kuliahlah, lelahlah,
Kerjalah, sibuklah, inilah, itulah

Saya ini sedang futur.....
Lihat penampilan saya
Yang banyak berubah
Tak lagi pandai menjaga pandangan,
Sering cari sasaran

Saya ini sedang futur ....
Jarang baca buku tentang Islam,
Lagi demam baca koran
Dulu, tilawah tak pernah ketinggalan
Sekarang, satu halaman sudah lumayan
Tilawah sudah tidak lagi berkesan,
Nonton “layar emas” ketagihan

Saya ini sedang futur .....
Walau takut akan adzab
Tak pernah sekalipun terisak,
Malah sering terbahak

Saya ini sedang futur .....
Mulai malas shalat malam,
Jarang bertafakkur
Ba’da shubuh, kanan-kiri salam lantas
Kembali mendengkur
Apalagi waktu libur
Sampai menjelang dzuhur

Saya ini sedang futur ....
Lihat perut saya semakin buncit
Karena junkfood dan pangsit
Kalau infak sedikit dan sudah mulai pelit
Apalagi shaum sunnah,
Perut rasanya begah

Ente tau ane lagi futur ....
Sedikit dzikir banyakan tidur
Belajar ngawur, IP pun hancur
Sohib-sohib tidak ada yang negur

Ente tau ane lagi futur .....
Ati beku otak ngelantur
Mikiran orang sedulur - dulur
Diri sendiri tidak pernah ngukur

Ente tau ane sekarang,
seneng duduk dikursi goyang
Perut kenyang otak melayang
Mulut sibuk ngomongin orang
Aib sendiri tidak kebayang

Ente tahu ane bengal......
Bangun malam sering ditinggal
Otak kebal banyak ngehayal
Udah lupa nyang namanya ajal

Ente tau ane begini
Udah sok tau seneng dipuji
Ngomong sok suci kayak Murobbi
Kagak ngaca diri sendiri

Ente tau ane gegabah
Petantang-petenteng merasa gagah
Diri ngaku-ngaku ikhwah,
padahal kalo “mau muhasabah”
‘ntu diri nggak beda sampah

Ente tau ane sekarang
Udah kalah di medan perang
Ane pengen pulang kandang
Ke tempat dulu ane datang

Saya ini sedang futur ....
Sibuk ngurusin kerjaan,
ogah nanganin binaan

Saya ini sedang futur ....
Malas ngurusin dakwah
Rajinnya bikin orang tua marah
Sedikit sekali muhasabah
Sering sekali menghibah

Ya, memang saya sedang futur
Mengapa saya futur ???
Mengapa tidak ada seorang ikhwah pun
yang menegur dan menghibur ?
Kenapa batas-batas sudah mulai kendur ?
Kepura-puraan, basa-basi dan kekakuan makin subur
Kenapa di antara kita sudah tidak jujur ?
Kenapa ukhuwah kita sudah mulai luntur ?
Kenapa di antara kita hanya pandai bertutur ?

Ya Allah, berikan hamba-Mu ini pelipur
Agar hamba tidak semakin futur
Apalagi sampai tersungkur

Sambutan dari Ketua DPRa PKS Kalianyar 2011



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’alaa yang senantiasa memberikan banyak kenikmatan-kenikmatan, terutama nikmat iman dan Islam. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam segenap keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh umatnya yang konsisten menjalankan dan mendakwahkan ajaran-ajaran yang telah dibawanya.

Untuk para pemilik akal yang dinamis, kreatif, dan penuh kebanggaan. Kepada semua anak negeri, pemuda dan pemudi yang sedang mengejar cita-cita, orang tua yang menjelang akhir usia, ulama yang giat mengamalkan ilmu, da’i yang loyal dan ber-dedikasi di jalur dakwah. Kepada saudara-saudaraku yang sangat mendambakan kejayaan Islam, kami persembahkan blog DPRa Kalianyar ini untuk ajang silaturahim kita.

Sebagai salah satu ‘batu bata’ dalam bangunan pemikiran Islam untuk mewujudkan kesuksesan dan kemuliaan hidup dan juga umat yang kreatif dan cerdas. Untuk itu, mari bersama kita up-date terus blog ini. Selamat menyimak sekaligus menikmati sajian dalam blog ini. Mari berikan informasi-informasi yang penuh kebaikan, dan lain-lainnya. Ayo…kita berjuang dan terus bekerja bersama masyarakat untuk Kalianyar yang lebih baik lagi agar kita bisa membangun Jakarta  dengan membangun manusianya. Insya Allah...

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

A. Khasani

Sekarang sudah hari Jum'at. Apa yang harus dilakukan?


PKS Kalianyar - Sekarang adalah hari Jumat. Sekedar mengingatkan, ada beberapa hal yang khusus dan spesifik terkait hari Jumat. Bagi umat Islam, hari Jumat memiliki nilai
keistimewaan, sebagaimana telah disabdakan Nabi Saw: “Hari terbaik terbitnya matahari adalah pada hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu pula dimasukkan ke dalam surga dan pada hari itu tersebut dia dikeluarkan dari surga” (HR. Muslim).

Nabi Saw juga telah bersabda, “Sesungguhnya hari ini adalah hari raya, Allah menjadikannya istimewa bagi kaum muslimin, maka barangsiapa yang akan mendatangi shalat Jumat hendaklah dia mandi” (HR. Ibnu Majah).

Berikut beberapa tuntunan pada hari Jumat.

1. Memperbanyak Shalawat Nabi
Nabi Saw bersabda, “Perbanyaklah membaca shalawat bagiku pada hari Jumat dan malam Jumat, sebab barangsiapa yang membaca shalawat kepadaku satu shalawat saja maka Allah akan membaca shalawat kepadanya sepuluh kali shalawat” (HR Baihaqi).

2. Mandi Jumat
Salah satu tuntunan pada hari Jumat adalah mandi Jumat, “Mandi pada hari Jumat adalah wajib bagi setiap orang yang baligh.” (HR. Bukhari dan Muslim). Waktunya adalah sebelum berangkat shalat Jumat, dengan cara seperti mandi janabat biasa.

3. Menggunakan Wewangian
Nabi Saw bersabda, “Barang siapa mandi pada hari Jumat dan bersuci semampunya, lalu memakai minyak rambut atau minyak wangi kemudian berangkat ke masjid dan tidak memisahkan antara dua orang, lalu shalat sesuai yang ditentukan baginya dan ketika imam memulai khutbah, ia diam dan mendengarkannya maka akan diampuni dosanya mulai Jumat ini sampai Jumat berikutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Bersegera Berangkat ke Masjid
Nabio Saw bersabda, “Barangsiapa yang mandi, lalu bergegas menuju masjid, mendekat kepada posisi imam, mendengar dan memperhatikan khutbah maka setiap langkah yang dilangkahkannya akan mendapat pahala satu tahun termasuk puasanya” (HR. Imam Ahmad).

5. Shalat Jumat dan Shalat Sunnah Setelahnya
Nabi Saw bersabda, “Apabila kalian telah selesai mengerjakan sholat Jumat, maka shalatlah empat rakaat.” Amr menambahkan dalam riwayatnya dari jalan Ibnu Idris, bahwa Suhail berkata, “Apabila engkau tergesa-gesa karena sesuatu, maka shalatlah dua rakaat di masjid dan dua rakaat apabila engkau pulang” (HR. Muslim, Tirmidzi).

6. Membaca Surat Al Kahfi
Nabi Saw bersabda, “Barang siapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat maka Allah akan meneranginya di antara dua Jumat” (HR. Imam Hakim).

7. Memperbanyak Doa
Pada hari ini terdapat saat terkabulnya doa, sebagaimana penjelasan Nabi Saw,  “Sesungguhnya pada hari Jumat terdapat satu saat tidaklah seorang muslim mendapatkannya dan dia dalam keadaan berdiri shalat dia meminta kepada Allah suatu kebaikan kecuali Allah memberikannya, dan dia menunjukkan dengan tangannya bahwa saat tersebut sangat sedikit” (HR. Muslim dan Al-Bukhari).

Sumber : http://cahyadi-takariawan.web.id/?p=1934

Rabu, 14 Desember 2011

SAHABAT SEJATI


“Teman-teman akrab pada hari itu (hari kiamat) akan saling bermusuhan kecuali orang-orang yang bertakwa.”
(az-Zukhruf : 67)

Oleh : Kukuh Sulisman

“Barangsiapa keliru memilih tukang cukur, ia akan menyesal sebulan. Barangsiapa tidak tepat memilih teman hidup, ia akan menyesal di dunia. Barangsiapa salah memilih agama, ia akan menyesal dunia akhirat.”

Itulah untaian kata-kata yang masih terus terngiang dalam benak kita. Mutiara hikmah yang dipesankan leluhur, orang tua, dan guru ngaji diwaktu kecil, agar kita lebih jeli dalam mengarungi bahtera kehidupan ini. Agar kita mantap menatap masa depan.

Kehadiran sahabat sejati menjadi dambaan setiap orang. Ia adalah pelita penerang dalam kehidupan. Ia bak bintang yang menemani sang rembulan dilangit malam, bersama menghiasi panorama kegelapan. Ia selalu membawa keteduhan dan kesejukan dimanapun ia berada. Tak heran bila kepergiannya pun akan meninggalkan sejuta kenangan. Hari-hari kebersamaan dengannya selalu sulit untuk dilupakan, selamanya.

Ikatan ukhuwah bagi sahabat semacam ini tak akan putus diterjang badai kepentingan duniawi bernama materi, pangkat, jabatan, dan kekuasaan. Jarak yang jauh, perbedaan yang waktu dan ruang juga bukan menjadi penghalang. Sebab, pancaran kasih sayangnya timbul dari hati yang dalam. Bukan dari lisan yang suka berbohong. Bukan pula dari titah nafsu yang penuh noda.

Sahabat sejati kita mungkin tak sempat mengenyam pendidikan tinggi. Tak sempat kesana kemari sebebas kita. Kehidupan dunianya pun kadang masih ‘senin-kamis’. Jauh dibawah kita. Tapi ditengah kondisi seperti itu, ia masih sempat untuk selalu melemparkan senyum keakraban saat berpapasan. Ia masih punya waktu untuk menyediakan sapa mesra saat bertemu. Taushiahnya begitu menyentuh. Kata-katanya memberikan tetes embun kesejukan.

Kondisi yang ada menjadikan tawadhu dengan segala keagungan yang dimilikinya. Subhanallah, kesabarannya membuat semua kekurangan yang dipunyainya menjadi nikmat yang tak terkira, menjadi pesona yang tak ternilai.

Ia memang tak harus selalu mengiyakan semua tingkah laku kita. Ia tidak mesti selalu sependapat dan melulu memuji. Tidak pula harus selalu tampak sejalan dengan pikiran kita. Namun, ada kalanya ia laksana obat. Pahit tetapi mampu mengusir penyakit yang mungkin hinggap di tubuh sahabatnya. Ia berani mengkritik bijak setiap kesalahan kita. Ia takut kekurangan dan kesalahan itu akan membuat sahabatnya tercela. Baginya, biarlah ucapannya pahit didepan sang sahabat, ketimbang sang sahabat cacat di mata Allah, di mata agamanya, di mata orang lain.

Ia juga setia mengingatkan di saat sang sahabat lalai. Ia tak hanya piawai membuat kita ceria dibuai hiburan dan pujian tulusnya. Tetapi juga mahir membuat kita menangisi kekeliruan, menyadari segenap kesalahan, menginsyafi segala kelalaian. Lalu ia membimbing dengan ikhlas, mengajak berjalan bersama, berjuang bersama.

Dan yang terpenting, ia selalu mendukung, mengarahkan dan memberikan gagasan-gagasan cerdas untuk mengarungi kehidupan ini menuju muara cinta-Nya yang hakiki.

Sahabat sejati akan mencintai kita sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Merasa gembira dengan kegembiraan kita, turut bersedih kala duka menyapa kita. Ia hafal benar bunyi hadis: “Tidak sempurna iman seseorang diantara kamu hingga ia mencintai saudaranya seperti halnya ia mencintai dirinya sendiri.”

Ia juga selalu ingat sabda Rasulullah SAW, “Sebaik-baik manusia adalah yang palng bermanfaat bagi orang lain.”

“Islam hanya akan bisa bangkit kembali dengan cara  seperti ini. Bukankah Rasulullah SAW telah mempersaudarakan kaum Anshar dan Muhajirin hingga persaudaraan mereka sampai melebihi saudara kandung?” begitu jawabnya setiap ditanya tentang urgensi persaudaraan.

Ia pun sering membacakan hadis tentang tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah di hari yang tidak ada naungan selain naungan-Nya. Ia juga tak pernah bosan melantunkan hadis tentang syarat merasakan manisnya iman. Saling mencintai demi keridhaan Allah, itulah prinsip hidupnya pegangannya.

“Engkau membutuhkan sesuatu dariku dan aku bisa mempersembahkan yang terbaik untukmu,” kata-katanya yang selalu menghiasai lisannya yang sederhana.

Orang seperti ini dan sahabat-sahabat sejatinya, itulah yang sigambarkan Rasulullah SAW sebagai kelompok hamba Allah di akhirat. Mereka bukan dari golongan nabi dan syuhada, akan tetapi kedudukan mereka di sisi Allah sangat mulia. Bahkan cahaya benderang dari wajah mereka membuat para nabi dan syuhada merasa iri. Mereka tidak merasa takut ketika orang lain merasa takut, dan mereka tidak merasa khawatir ketika orang lain dilanda kekhawatiran.

Sosok seperti inilah yang mampu menjadikan persahabatan sebagai jembatan menuju ridha ilahi. Berbahagialah mereka yang sempat mendapatkan makhluk yang satu ini sebagai sahabat. Merasakan keindahan hakiki ditemani sosok mulia ini, sang pujaan hati, sahabat sejati. ■

[Lembaran Jum’at, Edisi 17 Th. 2010]

ADAB TWITTER


Salim A. Fillah
Muwajih Nasional DPP PKS
Pembina Majelis Jejak Nabi Masjid Jogokariyan Jogja

Sedang merasa bahwa diri perlu diingatkan soal #PrinsipTwitteran. Mohon perkenan Shalih(in+at) tuk membagi ulang dengan tagar #AdabTwitter ;)

1.      Tak congkak kalau difollow, tak kecewa jika di-unfollow, tetap berkebajikan ketika di-block, bersyukur saat kebaikan di-RT.

2.      Mericau yang baik: benar isi, indah cara, tepat waktu, bermanfaat, & berpahala. Atau DIAM menyimak, ambil ‘ibrah terbaiknya.

3.      Hindari dusta meski sedang bercanda. Hindari debat-perbantahan yang tak lahirkan amal, meski berada di pihak nan benar.

4.      Memaafkan khilaf-khilaf sesama, menyuruh senantiasa pada yang baik adanya, mengabaikan yang jahil nan tak berharga.

5.      Me-RT hanya nan jelas benar, baik, & bergunanya; sebab cukuplah disebut dusta dia yang katakan segala nan didengarnya.

6.      Benci & permusuhan pada orang atau pihak tak boleh hingga lunturkan akhlaq mulia, kesantunan kata, & sikap adil kita.

7.      Semua tweeps itu Guru, apapun tweetnya. Bukan sebab mereka pasti bijak. Tapi kitalah yang selalu belajar tuk jadi bestari.

8.      Menista & merendahkan pribadi Tweep lain tidaklah menjatuhkannya. Itu hanya menunjukkan kerdil & hinanya diri kita.

9.      Menjadi kritis tak sama dengan bersinis ria. Tak bisa bedakan keduanya menyulitkan kita beri sumbangsih pada kebenaran.

10.  Balaslah tiap yang menyakitkan dengan yang menyembuhkan. Balaslah tiap yang menjatuhkan dengan yang membangunkan.

11.  Sikapi tiap yang menyesatkan dengan cantiknya ungkapan berhidayah. Sikapi tiap yang keliru dengan indahnya berkebenaran.

12.  Tanggapi tiap yang mengacau dengan keteraturan. Tanggapi tiap nan mem-BABI-buta dengan 7 basuhan, air & salah 1-nya debu ;P

13.  Mereka yang suka menghina adalah bukti bahwa dirinya rindu pemuliaan. Berikanlah selayaknya dengan murah hati.

14.  Mereka nan suka menghakimi itu tanda bahwa kelak dirinya jadi terdakwa di depan banyak korban. Kasihilah dengan tulus.

15.  Reaksi berlebihan ialah tanda bahwa ada luka di hati kita. (Jabat tangan pun menyakitkan bagi yang jarinya bertelusuk).

16.  Luka berbahaya ialah luka tersebab mereka nan shalih. Luka itu menuntun kita tak suka pada keshalihan. Segeralah sembuhkan.

17.  Jika kita merasa bahwa semua Tweeps punya masalah dengan kita, curigalah bahwa kita inilah masalahnya. Mari berbenah.

18.  Jika kita merasa bahwa segala di sekitar gelap, curigalah bahwa kita ini yang dikirim Allah sebagai cahaya. Berkilaulah!

...to be continued (insya Allah)

*) direkap admin pkspiyungan dari http://twitter.com/#!/salimafillah

Selasa, 13 Desember 2011

Renungan Jum’at

Oleh Ust. Triwicaksana

PKS Kalianyar - Jika malam hari dipenuhi dengan banyak kebaikan, maka rasa tenangpun masih menyelimuti hingga pagi hari.. Met pagi semua.. :)

Rasulullah SAW : “Bacalah Al Qur’an sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat menjadi syafaat bg pembacanya.” (HR. Muslim) Sahabat.. hadits tersebut menjelaskan salah satu keutamaan dalam membaca Al Qur’an, dimana kelak ia akan menjadi syafaat. Keutamaan lain bagi mereka yang mahir membacanya, akan dikumpulkan bersama para malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan yang masih terbata-bata dan merasa berat (belum fasih) dalam membacanya, maka ia akan mendapat dua ganjaran.

Untuk mereka yang sudah bisa mempelajarinya dan mengajarkannya kembali, maka ia disebut sebaik-baiknya manusia. Rasulullah bersabda : “Sebaik-baik kalian yaitu orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari). Dahulu, para sahabat senantiasa menghidupkan waktu malam harinya dengan beribadah kepada Allah, membaca ayat-ayatNya.

Dikisahkan pada suatu malam, seorang sahabat sedang membaca Al Qur’an, tiba-tiba dikagetkan oleh suara kudanya yang bergerak kencang. Lalu ia berhenti membaca Al Qur’an, kuda tersebut pun berhenti bergerak. Ketika ia melanjutkan bacaannya, kuda itu bergerak lagi. Esoknya sahabat tersebut menceritakan kejadian itu kepada Rasulullah. Mendengar cerita itu, Rasul tersenyum lalu berkata,

“Sesungguhnya malaikat senang mendengarkan bacaan Al Qur’an mu. Mereka datang berbondong-bondong untuk mendengarkan. Mereka memenuhi rumahmu sehingga tidak ada ruang untuk kudamu...” 

Itulah gambaran bagi mereka yg merdu & khusyuk membacanya.

Sahabat.. mari kita hidupkan hari-hari kita dengan membaca Al Qur’an. Jangan biarkan ia hanya menjadi penghias lemari buku saja. Jika membacanya saja sudah dipenuhi dengan keutamaan, maka mengamalkannya pasti akan lebih dipenuhi banyak kebaikan. ■

sumber : islamedia.web.id

TIPS MENULIS DARI ASMA NADIA

PKS Kalianyar - Yuk simak baik-baik kiriman dari mbak Asma Nadia dalam membeberkan tips-tipsnya untuk kita semua agar bisa memiliki kemauan dan kemampuan untuk menulis...


1. Cari cara untuk selalu mencatat setiap ide menarik

2. Temukan bentuk tulisan. Apakah akan dibuat dari A-Z alurnya linear biasa. Atau dimulai dari klimaks, bahkan akhir cerita

3. Buat outline sederhana bagaimana tulisan akan bergerak. Bukan keharusan tapi akan sangat membantu bagi pemula

4. Buat opening yang memikat. Hindari lead cerita yang biasa-biasa aja. Be creative!

5. Beri nyawa pada tokoh-tokohmu.

6. Garap setting (waktu/tempat) untuk memperkuat cerita. Beri warna lokal sesuai kebutuhan

7. Kenapa sebuah cerita hambar atau terasa monoton, karena tidak ada konflik/konflik tidak tergarap! Perhatikan konflikmu

8. Olah setiap unsur cerita dengan sabar. Beri perhatian pada detail yang harus dimunculkan agar logika cerita mantap

9. Hindari kebetulan dalam cerita, kecuali bisa dipertanggungjawabkan. Khususnya untuk penyelesaian cerita.

10. Saring dialog, buang yang tidak berfungsi.

11. Temukan formula ending yang pas, tanpa harus berpanjang-panjang kalimat.

12. Tentang ending lagi, akhir cerita yang baik meninggalkan gema lebih lama di hati pembaca. Jangan sia-siakan ending

13. Batasi ego-mu sebagai penulis. Tokoh-tokoh muncul sesuai karakter dalam ceritamu, tokoh-tokoh itu bukan dirimu.

14. Mematikan tokoh untuk memberi kejutan dalam cerita... cari cara lain yang tidak klise:)

15. Biasakan memulai dengan basmalah sebelum menulis, lalu mulailah menulis dengan hatimu.

16. Belajar setia dan bertanggung jawab bukan hanya dalam upaya, namun juga dalam menyelesaikan ceritamu

17. Menulis untuk diselesaikan. Never ever give up on your stories. Give them chance!

18. Kegigihanmu dalam menyelesaikan cerita yang sudah kamu mulai mencerminkan kegigihanmu dalam menghadapi persoalan kehidupan

19. Beri judul yang menarik untuk ceritamu

20.  Menulis itu cara lain berbagi. Hilangkan ketakutan/tidak pede dan excuse lain dalam mengirim cerita ke media


Fenomena Ustad Gadungan di Hong Kong: Dakwah Apa Tebar Maksiat?


Oleh : Adzimattinur Siregar

PKS Kalianyar - Jangan dikira para BMI di Hong Kong terlena dengan dunia barunya  lantas lupa pada Tuhan. Mereka justru haus akan ilmu ketuhanan. Saking hausnya, sampai-sampai berbagai komunitas rela mengundang para pengisi rohani, baik yang terkenal maupun yang tidak terkenal, diterbangkan langsung dari Indonesia.

Visi dan misi yang diusung juga sebenarnya untuk mencegah, agar BMI tidak tertular kemaksiatan yang makin marak saja di negeri Hong Kong ini.

Didatangkanlah ustad-ustad kondang dari Indonesia. Yang katanya lucu, yang katanya gaul, yang katanya bisa menyembuhkan penyakit, yang katanya bisa menghilangkan jin dan berbagai katanya yang lain.

Pokoknya, macam-macam saja keahliannya.

Baru-baru ini datanglah seorang ustad ke negeri Hong Kong. Pertama ketemu memang asyik. Saking asyiknya sampai gerak tangannya mulai merangkul-rangkul bahuku, dan mengelus-ngelus punggungku sok akrab.

Hadeuh, doi keasyikan kayaknya. Sekali, aku pura-pura gak tau. Dua kali, aku mulai melotot. Tiga kali, akhirnya aku pelan-pelan beringsut menjauh.

“Ah, ustadnya kali menyangka gw tomboy, anak TB kan gak doyan cowok, hihi,” batinku mencoba husnudzan.

Keesokan harinya, aku datang ke acaranya. Wuih, beda banget sama penampilannya yang kemarin pakai jeans dan topi. Kali ini sang ustad mengenakan gamis ala habib-habib dan peci plus kacamata hitam. Keren, elegan, bergaya ustadlah, pokoknya!

Tiba-tiba ada insiden. Beberapa saat lamanya microphone yang dibawa panitia malah tidak mau menyala. Setelah susah payah mencari baterai di ujung Victoria sana, akhirnya microphone pun menyala.

“Ah, saya gak mau ceramah kalau begini doang micnya,” komentar sang ustad berpenampilan habib itu.

Panitia sambil masih mengelap keringat akhirnya tergopoh-gopoh berpencar: pinjam microphone yang bagus!

Kira-kira sejam setelahnya, microphone pun ditemukan. Kami semua duduk di bawah, deg-degan menunggu sang ustad memulai ceramahnya yang digembar-gemborkan luar biasa lucu dan asyik itu.
Apalagi acaranya di tengah Victoria Park, sungguh strategis sekali untuk berdakwah karena semua orang mau gak mau jadi harus mendengarkan.

Kenyataannya, Saudara; jreng jreng, jreng jreeeng!
Apa yang terjadi justru sebaliknya, woooi!

Ceramahnya tidak lucu sama sekali di kupingku. Mungkin lucu bagi mereka yang suka lelucon porno. Saking sibuknya bikin orang ketawa, sang ustad lupa bahwa tugasnya di sini untuk berdakwah bukan melucu.

Sampai-sampai para BMI bertanya-tanya serius setelah acara, “Tadi itu ceramahnya tentang apa sih?” Nah lho?

Gimana gak pada bete, coba? Hari Minggu itu penting sekali, karena cuma di hari itulah mereka bisa libur. Orang-orang yang dengan niat ingin mengisi rohani, merelakan satu hari libur, datang jauh-jauh ke Victoria Park.

Dan ini, demi menemukan kekecewaan; karena tidak ada pencerahan sama sekali dalam ceramah sang ustad.

Panitia sendiri terlihat sangat bete. Bayangkan saja, mendatangkan ustad dari Indonesia tidak murah. Harapan mereka pasti besar sekali untuk acara ini. Tahu-tahu sang ustad menyelesaikan ‘ceramah’nya dengan alasan; capek sekali, baru selesai mengobati orang-orang yang sakit.

Setelah menghabiskan banyak waktu mempromosikan kemampuan mengobatinya, sosok bergaya habib itupun undur diri.

Panitia yang hendak mengundang sang ustad untuk makan malam, keesokan harinya cerita;
Bahwa beliau langsung menghilang seusai acara. Pulang tengah malam dengan tentengan bejibun. Oalaaah, belanja toh, Tad?

Beberapa hari kemudian, ketika sang ustad pulang, aku diajak untuk mengantarnya ke Bandara. Sebenarnya sama sekali bukan urusanku, tapi aku iseng ikut-ikut saja. Lumayan kan buat bahan tulisan. Mengingat diajaknya malam-malam sesudah kerja, naik mobil Alphard, ditraktir makan pula.

Biasalah, anak kampung Depok belum pernah naik mobil Alphard versi Hong Kong. Sepanjang  jalan itu, norak banget, terus aku doakan dalam hati: “Ya Allah, semoga kelak bisa ajak Mama dan Papa jalan-jalan naik mobil kayak gini, ih meuni keren pisan nya,” begitulah sambil elus-elus bangkunya.
Alkisah, sampailah kami di Airport Hong Kong. Telah ada dua orang wanita yang menyambut kami, eh, spesial sang ustad tentunya.

“Kami sudah dari siang,” kata salah satunya.

Aku yang terlihat bagai TKW ini pun langsung diperlakukan seperti sesamanya. Mereka terus-terusan meminta aku memotret dengan sang ustad. Awalnya samping-sampingan, lalu, eh, ndilalah; rangkul-rangkulan, bo!

Kemudian tibalah ketika sang ustad tengah duduk, seketika menarik salah satu wanita itu ke pangkuannya, dan, ndilalah (lagi!); memeluk mesra layaknya suami-istri. Astaghfirullah!

Seketika sekujur tubuhku kaku, kakiku serasa lumpuh dalam sekejap!

Demi Allah, aku sungguh merasa jengah, malu setengah mati kepada orang-orang yang melihati mereka. Ini ustad, ya, ustad geto looooh, ceracau batinku muak luar biasa!

Setelah itu, sang ustad mencoba merangkulku dengan alasan ingin foto bareng. Aku spontan berkelit. Sepertinya sudah saatnya nih mengeluarkan jurus taekwondo yang kupelajari sejak di bangku SD!
Beruntunglah tidak sampai terjadi adegan tragedi kemanusiaan, cieeeh!

Namanya keburu dipanggil karena bagasinya kelebihan 7 kilo. Matiii deh situ, ops, yo olooooh!
Aku melihatnya dari kejauhan, dia membuka bagasi, segala jenis oleh-oleh pun mbrudul, Saudara!
Panitia mencoba membantu merapikan, memberi saran barang-barang mana yang sebaiknya ditinggal. Tapi sang ustad bersikeras karena itu semua untuk A, B, C sampai Z.

Setelah kira-kira satu jam uyel-uyelan urusan bagasi, sosok menyebalkan itu pun masuk. Sekali lagi satu pelukan mesra dan omelan sayang dari kedua wanita,  entah siapanya itu.
Aku bergegas menyingkir, berjalan menuju mobil dengan keadaan pusing dan mual.
Di mobil, aku bertanya, “Itu salah satu mereka, istrinya ustad ya?”

Mulanya tidak ada yang menjawab. Aku pun menyimpulkan sendiri, lantas duduk dalam diam yang membeku.

Ketua panitia yang menyediakan apartemen untuk sang ustad akhirnya tidak tahan berkicau juga. Ia bercerita bahwa salah satu dari wanita itu belum dicerai oleh suami di kampung halamannya di Jawa sana.

Tetapi, wanita itu tinggal di kamar yang sama dengan ustad selama sepuluh hari!
Sepanjang jalan, aku termangu. Pusing, mual dan muak semakin berkelindan, mendengar tingkah-polah sang ustad gahol, bahlul!

Memang tidak setiap ustad berkelakuan aneh-nyeleneh begini. Kita gak boleh mencap semua ustad demikian, ya kan, men? Masih seabregan ustad yang mulia, baik hati dan suka bersedekah.
Mungkin cuma ustad satu ini saja yang nyeleneh. Apapun itu, aku jadi berpikir-pikir. Ada begitu banyak ustad yang didatangkan oleh berbagai organisasi BMI Hong Kong. Ada begitu banyak yang baik, tentu saja, aku yakin itu!

Tapi juga tidak sedikit ustad yang kehilangan arah. Aku merasa sangat kasihan kepada teman-teman BMI. Mereka yang sudah susah-payah, jauh-jauh mengorbankan hari liburnya demi mendapat pencerahan.

Namun, jangankan pencerahan yang diperoleh malah sebaliknya; wajah maksiat!
Wajarlah, wong ustadnya pun lupa tujuan datang ke Hong Kong itu ngapain: mau dakwah, blanja-blanji atau bergumul maksiat?

Causeway Bay-Hong Kong


[Taken from kompasiana]

Mengenal Lebih Dekat Bang Sani


PKS Kalianyar – Sekitar 40 tahun yang lalu, atau lebih tepatnya di tanggal 9 Juli 1971, Ir. Triwisaksana MSc dilahirkan. Bang Sani, begitu sapaan akrab dirinya yang murah senyum pada siapa saja yang ia temui, telah menikah dengan Lilia Sari.

Alhamdulillah, Bang Sani telah di karuniai 4 orang putra putri. Masa kecil, sekolah, hingga pendidikan tinggi yang ia tekuni banyak dihabiskan di Jakarta. Namun, gelar master yang berada dibelakang namanya, Master Science (MSc), diraihnya di Birmingham University.

Sejak remaja, Bang Sani sudah aktif dan senang berorganisasi. Maka tak heran, bila kini tengah mendapat amanah sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, beliau sangat mudah untuk dan tidak canggung lagi terjun ke tengah masyarakat ibukota.

Bang Sani memiliki sosok yang penuh wibawa dan teduh melindungi ini membuatnya gampang di terima diberbagai lapisan masyarakat. Dalam diri Bang Sani ada semangat yang tinggi untuk terus berbakti, dan ini tak pernah berhenti.

Hingga sekarang, Bang Sani terus bekerja untuk Jakarta. Berbagai program telah dicanangkan dan diterapkan, semua itu demi baktinya untuk membangun masyarakat Jakarta dan sekitarnya yang lebih baik lagi.

Terpenting baginya, untuk membangun Jakarta adalah dengan membangun manusianya. Kini, setelah melihat kiprah Bang Sani untuk Jakarta telah menjadikan Bang Sani sebagai salah satu tokoh muda yang siap mengabdi dan melayani bagi masyarakat Jakarta.