SELAMAT DATANG... di Blog DPRa PKS Kalianyar semoga semua tulisan yang ada diblog ini bermanfaat

Minggu, 05 Agustus 2012

Muslim Rohingya: Kami Tak Mau Pulang



PKS Kalianyar Masih tentang Muslim Rohingya. Sobat Nida, berita teranyar dari mereka yang terdampar di Indonesia, Muslim Rohingya yang bisa melarikan diri keluar dari Myanmar menyimpan trauma amat dalam soal penindasan dan pembantaian di negaranya.


Dua pengungsi Rohingya tahanan Ditjen Imigrasi yang ditemui Republika di Bogor, Jawa Barat, menceritakan kisah pilu bagaimana tersiksanya menjadi Islam di Myanmar.


Yang berbicara banyak adalah Rofik (17 tahun). Ia bersama rekannya, Ibrahim (16), terpisah dari rombongan besar mereka sebanyak 20 orang yang sebelumnya ditahan Ditjen Imigrasi. Namun, rekan mereka melarikan diri dan meninggalkan Rofik-Ibrahim tanpa uang. Mereka akhirnya menyerahkan diri ke Polresta Bogor yang kemudian mengontak Kantor Imigrasi Kota Bogor untuk membawa keduanya.


Saat ditemui di Kantor Imigrasi Bogor, keduanya tampak rapi dengan celana panjang dan kaus. Rambut mereka klimis. Tapi, kepala selalu menunduk dan diam. Keduanya memilih memainkan jari-jari tangan sebelum akhirnya menceritakan kisah mereka.


“Di Myanmar kami tidak diakui sebagai warga negara. Akibatnya kami sulit hidup,” ucap Rofik, pengungsi yang bisa berbahasa Melayu, menjawab pertanyaan Republika.


Ia mengungkapkan, ummat Islam sukar hidup layak dan selalu mendapat perlakuan diskriminatif di Provinsi Arakan, Myanmar. Militer, Rofik menyebutnya sebagai infanteri pembantai, kerap melakukan razia ke rumah-rumah etnis Rohingya.


Naas bagi yang ketahuan memeluk Islam atau malah sedang shalat. Dalam satu kesempatan, kata Rofik, tentara mendobrak rumah warga Rohingya. Mereka juga pernah menghabisi warga yang sedang shalat. “Masjid di tempat saya dibakar. Saudara-saudara saya yang sedang shalat di dalamnya dibunuh. Ditebas pedang,” kata Rofik.


Melihat peristiwa tragis itu membuat Rofik dan pemuda Rohingya lainnya trauma. Mereka takut shalat. Tak jarang mereka sengaja melewatkan shalat karena khawatir terkena razia militer. Razia pun tak kenal waktu. Bisa siang atau malam. Rofik mengatakan, saat razia militer berlangsung malam hari terdengar jeritan-jeritan warga yang tengah disiksa. “Saudaraku dipotong dulu telinganya, lalu hidungnya kemudian tangannya, dan dibiarkan mati,” kata Rofik.


Ingin kembali ke kampung halaman? Tegas Rofik menjawab sambil menggeleng, “Tidak!“ Ketika ditunjukkan berita dengan foto pejuang demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi, Rofik mengatakan, “Aung San Suu Kyi pun diam untuk kami. Kami tak pernah dianggap menjadi seorang Myanmar.”


Rombongan Rofik dan Ibrahim mengaku baru keluar dari Arakan awal Juli. Mereka melarikan diri lewat jalur laut, menyusuri pesisir barat Thailand dan singgah sebentar di Malaysia. Mereka ingin ke Pulau Christmas, Australia. 


Tidak bisa tidak. Rohingya harus dibantu secara konkrit. Nggak cukup hanya dengan kecaman dan turun ke jalan. Mereka butuh uluran tangan saudara kita, Sob! So... untuk Sobat Nida yang punya rezeki berlebih dan ingin mendapat keutamaan sedekah di bulan Ramadhan, Nida mengajak Sobat semua untuk menyisihkan sebagian harta kita melalui program Dari Sobat Nida Untuk Rohingya melalui rekening Bank Syariah Mandiri atas nama Yayasan Insan Media Peduli no. rekening 039-010-7788 (Untuk memudahkan, nominal yang ditransfer harap ditambah 100. Misal: Rp. 500.100). Selanjutnya hasil sumbangan ini akan disalurkan melalui lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT).


Sobat Nida yang telah mentransfer silakan meng-sms ke 0838-99-6474-39 dengan format: nama-waktu transfer-jumlah transfer, sehingga dana yang terkumpul dapat Nida infokan secara berkala di web annida-online.


---------------
Sumber : ROL